Satu diantara langkah mendidik anak sudah pasti lewat penghubung lisan, sayangnya… banyak orang-tua terutama ibu, yang belum mengerti utamanya melindungi kalimat di depan anak, lantaran bisa punya pengaruh besar pada perubahan diri, psikologis, serta rencana diri anak.
Di bawah ini, 8 hal yang baiknya tak disebutkan pada anak, terlebih umur s/d tujuh th. :
1. Memberi Pernyataan Negatif mengenai Diri Anak
“Kamu anak yang pelit! ”
“Kamu pemalas! ”
“Kamu gendut! ”
“Kamu nakal! ”
Type pernyataan sejenis itu bisa menyakiti perasaan anak-anak. Mereka bakal jadi seperti yang orangtua mereka katakan. Sungguh beresiko, mengingat kalimat seseorang ibu dapat bermakna doa untuk anak-anaknya.
Demikian sebaliknya, katakanlah beberapa hal positif pada anak. Bila anak terima nilai jelek, janganlah menyampaikan, “Kamu demikian bodoh! ” ; Katakan suatu hal yang lain. Sebagai contoh, katakanlah, “Jika anda belajar tambah baik, anda bakal memperoleh nilai yang tambah baik dari pada ini lantaran anda sebenarnya yaitu anak pandai. ” Tidakkah kalimat seperti ini semakin lebih menentramkan hati anak kita?
2. Janganlah katakan “Jangan Ganggu, Ibu Repot! ”
Hal semacam ini nampaknya seperti hal yang normal. Seseorang ibu repot memasak di tempat tinggalnya. Atau bapak repot membaca berita menarik di koran. Atau mungkin saja juga meneruskan pekerjaan yang dibawa dari kantor. Lantas ia mengunci diri di kamarnya. Mendadak anak datang serta memohon dia untuk satu pertolongan. Dalam kondisi yang ketat, orangtua bisa berteriak pada anak itu, “Jangan ganggu saya! Saya repot! ”
Menurut Suzette Haden Elgin PhD., penulis yang juga seseorang pelatih bela diri verbal diambil dari parenting. com, kalau bila orangtua melakukan tindakan seperti itu, anak-anak mungkin saja terasa tak bermakna lantaran bila mereka memohon suatu hal pada orangtua mereka, mereka bakal diberitahu untuk pergi.
Pikirkan Teman dekat Ummi… Bila sikap seperti itu diaplikasikan pada anak-anak kita, jadi hingga mereka tumbuh dewasa, besar kemungkinan mereka bakal terasa tak ada fungsinya bicara dengan orang-tua.
Di segi lain, Suzette merekomendasikan kalau bila sedang betul-betul repot, coba alihkan perhatian anak-anak untuk lakukan aktivitas lain sebelumnya kita menolong mereka. Umpamanya, bila mereka memohon pertolongan dalam lakukan pekerjaan tempat tinggal mereka serta keadaannya kita tengah betul-betul repot, mintalah mereka untuk beraktivitas lain terlebih dulu seperti melihat TV. Lantas lalu, datanglah pada mereka untuk menolong, seandainya masalah itu tidaklah terlalu lama.
3. Janganlah katakan “Jangan Menangis! ”
Punyai urusan dengan anak-anak yang berkelahi dengan rekan-rekan mereka atau terasa kecewa lantaran perlakuan spesifik mesti dikerjakan dengan cara bijaksana. Tak perlu untuk memarahi atau memohon anak-anak anda tidak untuk cengeng. Banyak anak yang alami hal itu, orangtua menyampaikan pada mereka, “Jangan cengeng! ”, “Jangan sedih! ”, “Jangan takut! ”
Menurut Debbie Glasser, seseorang psikolog anak, menyampaikan kalimat itu bakal mengajarkan anak-anak kalau rasa sedih yaitu suatu hal hal yg tidak umum, kalau menangis tidaklah hal yang baik, sedang menangis sendiri adalah ekspresi dari emosi spesifik yang tiap-tiap manusia punyai.
Oleh karenanya, untuk mengatasi permasalahan ini, semakin lebih baik untuk memohon anak-anak menerangkan apa yang bikin mereka sedih. Bila mereka terasa diperlakukan tak adil oleh rekan-rekan mereka, terangkan pada mereka kalau tingkah laku rekan-rekan mereka yaitu tak baik.
Dengan memberi mereka deskripsi perasaan yang mereka rasakan, orangtua sudah memberi mereka pelajaran empati. Anak-anak yang menangis bakal selekasnya hentikan atau sekurang-kurangnya kurangi tangisan mereka.
4. Janganlah Membanding-bandingkan Anak
“Lihatlah kakakmu, dia dapat mengerjakannya dengan cepat. Kenapa anda tak dapat mengerjakannya juga? ”
“Temanmu dapat menggambar dengan bagus, mengapa anda tak? ”
“Dulu saat kecil ibu dapat begini demikian, saat anda tak dapat?! ”
Perbandingan cuma bakal bikin anak anda terasa bingung serta jadi kurang yakin diri. Anak-anak bahkan juga mungkin saja membenci orangtua mereka lantaran mereka senantiasa memperoleh perlakuan jelek dari perbandingan itu (pada kakak, adik, atau anak-anak lain), sedang perubahan tiap-tiap anak tidak sama.
Dari pada memperbandingkan anak-anak, ibu baiknya menolong untuk merampungkan persoalannya. Umpamanya, saat anak alami permasalahan kenakan pakaian mereka sesaat saudara mereka dapat mengerjakannya lebih cepat, orangtua mesti menolong mereka untuk mengerjakannya dengan cara benar.
5. Janganlah katakan “Tunggu Bapak Pulang ya! Biarlah anda dihukum ayah”
Ada saatnya seseorang ibu ada dirumah berbarengan anak-anak mereka namun tanpa ada ayahnya. Saat anak-anak lakukan kekeliruan, ibu tak selekasnya memberi tahu anak-anak mengenai kekeliruan yang mereka bikin. Si ibu cuma menyampaikan, “Tunggu hingga ayahmu pulang. ” Ini bermakna menanti hingga ayahnya yang bakal menghukum kelak.
Menunda menyampaikan kekeliruan cuma bakal jadi memperburuk kondisi. Ada peluang kalau saat seseorang ibu bercerita kembali kekeliruan yang dikerjakan anak-anak mereka, ibu jadi membesar-besarkan hingga anak-anak terima hukuman yang kian lebih semestinya.
Ada peluang juga orangtua jadi lupa kekeliruan anak-anak mereka, hingga kekeliruan yang semestinya dikoreksi terlewatkan. Oleh karenanya, semakin lebih baik tidak untuk tunda dalam mengoreksi kekeliruan yang dikerjakan anak-anak sebelumnya jadi lupa.
6. Janganlah Sangat gampang serta terlalu berlebih berikan pujian
Rupanya, memberi pujian dengan gampang juga bukanlah hal yang baik. Memberi pujian dengan gampang bakal berkesan “murah”. Oleh karenanya bila seseorang anak lakukan suatu hal yang simpel, tak perlu memberikan pujian pada dengan “Luar Biasa! Luar Biasa! ” Lantaran anak dengan cara alamiah bakal tahu beberapa hal yang dia lakukan dengan bebrapa biasa saja atau mengagumkan.
Yang butuh di perhatikan juga, pujilah sikap anak kita, serta janganlah memberikan pujian pada dianya atau hasil tindakannya. Seumpamanya ia memperoleh hasil bagus di sekolah, pujilah “Alhamdulillaah, Ibu bangga dengan usaha keras anda hingga anda memperoleh nilai baik! ”
Bila kita memberikan pujian pada hasil yang dikerjakan anak serta bukanlah sikapnya, begitu mungkin saja anak kita bakal fokus pada hasil serta tak perduli dengan sikap/ciri-ciri yang baik, misalnya… untuk memperoleh nilai ujian bagus, anak bakal ikhlas mencontek atau ajukan pertanyaan pada rekan saat ujian.
7. Janganlah Katakan “Kamu Selalu…” atau “Kamu tak pernah…”
Jangan sampai melemparkan kalimat dengan " Kamu senantiasa.... " atau " Kamu tak pernah... ". Memanglah, kalimat ini terkadang refleks segera terucap oleh orang-tua, tetapi jauhilah pemakaian kalimat ini.
" Hati-hati, ke-2 kalimat itu ada arti di dalamnya. Didalam pernyataan " Kamu senantiasa... " serta " Kamu tak pernah " yaitu label yang dapat menempel selama-lamanya didalam diri anak, " tutur Jenn Berman PhD, seseorang psikoterapis.
Berman mengungkap, ke-2 pernyataan yang sering dilontarkan oleh orangtua ini bakal membuat kepribadian anak. Anak-anak bakal jadi seperti apa yang disebutkan pada dianya. Apabila orang-tua menyampaikan sang anak senantiasa lupa menelepon ke tempat tinggal bila pulang terlambat, jadi ia bakal jadi anak yg tidak pernah menelepon ke tempat tinggal.
" Demikian sebaliknya, bertanyalah pada anak mengenai apa yang dapat orang-tua kerjakan untuk menolong dia merubah kesukaannya. Umpamanya, 'Ibu cermati anda kerap lupa membawa pulang buku pelajaran ke tempat tinggal. Apa yang dapat Ibu bantu agar anda ingat untuk membawa bukumu pulang? '. Pernyataan seperti itu bakal bikin anak terasa terbantu serta nyaman, " terang dr Berman.
8. Janganlah katakan “Bukan demikian langkahnya, sini agar ibu saja! ”
Pernyataan yang lain yang perlu kita jauhi yaitu " Bukanlah demikian langkahnya. Sini, agar Ibu saja. " Umumnya orang-tua keluarkan pernyataan ini bila mereka memohon anak menolong satu pekerjaan, tetapi anak tak mengerjakannya seperti yang diinginkan. Dr Berman menyampaikan, orangtua mesti hindari pernyataan ini.
" Ini satu kekeliruan, lantaran ia (anak) jadi tak belajar bagaimana langkahnya. Dari pada berkata sekian, tambah baik ibu lakukan langkah kolaboratif dengan mengajak anak lakukan pekerjaan itu berbarengan sembari ibu menerangkan bagaimana caranya mengerjakannya.
Semoga bermanfaat dan mari saling berbagi
0 Response to "PENTING...!! UNTUK ORANG TUA, JANGAN LAKUKAN 8 HAL INI KEPADA BUAH HATIMU, KETAHUI SEBELUM TERLAMBAT..!! MENYESAL DIKEMUDIAN HARI TAK AKAN ADA GUNANYA"
Posting Komentar